Siapa yang tidak mengenal sosok kiyai yang satu ini, khususnya di kalangan warga nahdliyin Sumedang. Jejak langkahnya dalam menjaga dan membesarkan NU, tidak diragukan lagi. Kiai ali adalah pribadi yang ramah, sederhana dan bersahaja juga gemar melakukan riyadlah.
Ajengan yang lahir di sumedang pada 1 Desember 1942 sekitar 3 tahun menjelang kemerdekaan RI, sejak kecil sudah didik dengan lingkungan yang agamis. Setelah lulus SR beliau langsung dikirim ke pesantren Ciwaringin dan melanjutkan ke pondok pesantren lirboyo yang pada waktu di pimpin Al Magfurlloh KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuki Dahlan, selain mesantren beliau juga mengikuti sekolah formal.
Pulang dari pesantren beliau kembali ke kampung halaman dan mulai mengabdikan diri untuk masyarakat dengan bekal ilmu yang sudah diperoleh selama belajar di pesantren dan sekolah. Sejak Tahun 1969 mulai mengaktipkan diri di organisasi Jamiyah Nahdlatul Ulama sebagai ketua Tanfidziyah dan sampai saat ini beliau tetap cinta dan mengabdikan diri untuk kebesaran NU. Untuk memperluas dakwah beliau mendirikan Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah sekaligus menjadi pengasuhnya sampai saat ini. Suami dari Hj. O Rodiah ini dikarunia putra dan putri sebanyak sembilan orang dan didik menjadi generasi islami penerus perjuangan Islam dan NU. Pesantren Alhikamussalafiyah semakin besar dengan didukung oleh sekolah formal MTS dan Madrasah Aliyah, RA, Kopontren dan Balai Latihan Kerja Santri.
Senin, 15 Maret 2010
K.H M. Aliyudin , Sosok Ajengan Yang Bersahaja
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Post a Comment